ASEAN dan Kanada Sepakat Tingkatkan Upaya Pemberantasan Terorisme dan Kekerasan Ekstrimisme

By Abdi Satria


nusakini.com-​Ottawa- “Ekstrimisme dan terorisme merupakan sebuah ancaman yang nyata terhadap peradaban manusia. Ujaran kebencian antar sesama ini dapat menjadi faktor pemicu seseorang dapat berbuat keji terhadap sesama.” Demikian ungkap Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Jose Tavares, Ketua SOM (Senior Official Meeting) ASEAN-Indonesia pada Pertemuan ke-16 ASEAN-Canada Dialogue di Ottawa, Kanada, 25-26 Maret 2019.  

Lebih lanjut, Indonesia menekankan perlunya peningkatan kerja sama dalam upaya-upaya melawan tindakan terorisme dari ASEAN maupun Kanada. “Tindakan terrorisme adalah serangan terhadap kehidupan bermasyarakat yang berlandaskan keterbukaan dan toleransi” jelas Dirjen Jose.  

Pada pertemuan ini, Indonesia menegaskan pentingnya pendekatan-pendekatan yang bersifat soft approach melalui program capacity building, pemberdayaan seluruh masyarakat terutama perempuan dan remaja dan upaya deradikalisasi. “Perbedaan idelogi ini dapat dilawan dengan pendekatan-pendekatan seperti rasa kebersamaan, penghargaan kepada perbedaan dan empati yang dimiliki setiap individu. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam upaya melawan kebencian dan informasi yang tidak benar” tambah Dirjen Jose.  

Terkait dengan hal tersebut, Donald Bobiash, Ketua Delegasi Kanada menanggapi positif pernyataan Indonesia. “Sebagai negara yang mengedepankan peran perempuan dalam pelaksanaan politik luar negeri, kami sepakat dengan Indonesia, utamanya terkait peran strategis perempuan dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan anti-kekerasan”, tegasnya. Kanada siap meningkatkan kerja sama dengan ASEAN dalam bidang pemberdayaan perempuan, termasuk dalam upaya peningkatan perannya dalam mencegah terorisme dan ekstrimisme. 

The 16th ASEAN-Canada Dialogue merupakan pertemuan tahunan Tingkat Pejabat Tinggi antara ASEAN dan Kanada. Pertemuan dipimpin bersama oleh AS dan Myanmar (selaku country coordinator kerja sama ASEAN-Kanada) serta dihadiri delegasi negara ASEAN dan AS, serta Sekretariat ASEAN.

Pertemuan membahas berbagai hal yang menjadi kepentingan bersama diantaranya isu-isu regional dan internasional, serta perkembangan dan arah kedepan kerja sama ASEAN-Kanada, termasuk dalam pemberantasan terorisme, rencana pembentukan ASEAN-Kanada Free Trade Agreement, konektivitas, perubahan iklim, dan people-to-people contact.

Kerja sama ASEAN dan Kanada dimulai pada tahun 1977 dan saat ini berada pada status Enhanced Partnership. Secara ekonomi, Kanada menempati urutan ke-9 negara mitra wicara ASEAN dengan total nilai perdagangan pada tahun 2017 mencapai US$ 13,2 milyar. Sementara itu, investasi Kanada di ASEAN tercatat mengalami peningkatan signifikan, yaitu mencapai US$ 1 miliar pada tahun 2017; naik hampir lima kali lipat dari tahun 2016. Sementara, bagi Kanada, ASEAN merupakan mitra dagang terbesar keenam.

Di bidang sosial budaya, Kanada telah mengalokasikan CAD 10 juta untuk beasiswa pendidikan bagi pemuda dan mid-career professional ASEAN selama tahun 2018-2023, melalui program ASEAN Scholarship and Educational Exchanges for Development (SEED). Tercatat saat ini terdapat 4.056 mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Kanada. (p/ab)